Upaya Lestarikan Kain Nusantara, Perpusda dan Komunitas Kendal Berkain Gelar Talk Show Wastra Asa
KENDAL – Sebagai salah satu nilai budaya yang cukup tinggi, wastra sudah sepatutnya dipertahankan. Wastra adalah kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara, serta memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dari simbol, warna, ukuran, hingga material yang digunakan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi, saat ditemui, Senin (27/5/2024). Menurutnya ada beberapa wastra yang sudah dikenal cukup luas, di antaranya batik, songket, tenun dan ikat.
“Wastra Asa berasal dari kata wastra yang artinya kain nusantara atau kain tradisional, baik batik maupun tenun, sedangkan asa yang artinya harapan,” ujarnya.
Untuk itulah, pihaknya bersama komunitas Kendal Berkain membedah wastra yang dikemas dalam talk show “Wastra Asa, Berbagi Makna dan Rasa Kain Nusantara” Minggu (26/5/2024), di gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Kendal.
Menurut Wahyu, digelarnya talk show Wastra Asa bertujuan mengajak kawula muda di Kendal untuk mencintai dan melestarikan wastra, sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi dengan harapan wastra nusantara bisa berkembang.
“Melalui kegiatan yang digelar kemarin, kita ingin membuktikan berkain atau wastra sangat berkaitan dengan anak muda zaman sekarang, juga tidak terlalu kuno. Karena sebenarnya wastra itu bisa diaplikasikan dengan kegiatan anak muda dan banyak ragam. Tinggal bagaimana kita mengolahnya saja,” ungkapnya.
Wahyu menjelaskan, talk show Wastra Asa diinisiasi oleh Komunitas Kendal Berkain, dan mengundang Dinarpus Kendal dalam peran menggali arsip batik dan batik sebagai literasi kebudayaan.
“Talk show menghadirkan nara sumber Ibu Asmiati sebagai pengrajin atau pembuat Batik Asmia, dan Kak Firna sebagai komunitas yang mengenakan batik untuk pertunjukan, serta saya,” jelasnya.
Menurut Wahyu, para nara sumber talk show Wastra Asa mengajak peserta untuk memaknai keindahan kain nusantara sebagai budaya yang bernilai tinggi.
“Mereka juga mengajak kami untuk berkolaborasi, yang bertujuan supaya semua memahami makna dan keindahan kain nusantara, serta bangga mengenakan dalam berkarya, berkesenian, maupun dipakai sehari-hari,” imbuhnya.
Peserta talkshow Wastra Asa, di antaranya Komunitas Model Kendal, Sanggar Gagah Wiraga, Asrama Theresiana, dan Peserta Umum dengan total peserta sekitar 70 peserta, juga peserta juga ada yang berasal dari luar kota, seperti Magelang dan Semarang.
“Acara dibuka dengan penampilan performa tari tradisional, kemudian tari modern yang dipersembahkan oleh Sanggar Gagah Wiraga, serta peserta dihibur dengan musik akustik lagu timur dari Asrama Theresiana,” pungkas Wahyu.(HS)
----------
Artikel ini telah tayang di https://halosemarang.id/upaya-lestarikan-kain-nusantara-perpusda-dan-komunitas-kendal-berkain-gelar-talk-show-wastra-asa
Comments